Pengabdian Tahun 2021

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN SAINS FISIKA DAN MITIGASI BENCANA BANJIR DI SD 022 DESA BERAMBAI SAMARINDA UTARA

Pelaksanaan kegiatan pada bulan Agustus sampai November 2021 yang diawali dengan penyusunan proposal oleh tim pengusul, kemudian dilanjutkan dengan pengurusan izin dan koordinasi ulang dengan kepala sekolah SDN 022 Samarinda Berambai beralamat di Jl. Inpres Tembok Tengah, Berambai, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda. Penyusunan proposal oleh tim pengabdian pada awal Agustus 2021. Kemudian dipresentasikan pada tanggal 9 Agustus secara online sebagai proses review. Tim pengabdi memperoleh banyak masukan dari reviewer sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan kegiatan selanjutnya.

Setelah itu, tim pengusul menyiapkan materi dengan merancang Eksperimen Sains Fisika dan Rancangan simulasi mitigasi bencana serta pembagian tugas. Rapat pembagian tugas dilaksanakan pada tanggal 04 Oktober 2021 bertempat di selasar Gedung G Fakultas MIPA sekaligus melakukan uji coba alat simulasi mitigasi bencana serta persiapan alat dan bahan praktek untuk pengukuran dasar sains fisika.

Gambar 1: Rapat Persiapan Kegiatan Pengabdian Masyarakat dan Pembagian Tugas serta uji coba alat simulasi mitigasi bencana serta persiapan alat dan bahan praktek untuk pengukuran dasar sains fisika.

Sosialisasi pembelajaran sains fisika dan bencana banjir diadakan pada hari Senin, 11 Oktober 2021 bertempat di SDN 022 Samarinda Berambai dan evaluasi dilakukan di sekolah secara luring mulai dari Pukul 07.10 – 11.30 WITA dengan menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan covid-19. Jumlah peserta yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 25 orang (Gambar 2).

Gambar 2: Tim Pengabdian dan peserta kegiatan sosialisai pembelajaran sains fisika dan mitigasi bencana banjir di SDN 022 Samarinda Berambai beralamat di Jl. Inpres Tembok Tengah, Berambai, Kelurahan Sempaja Utara, Kecamatan Samarinda Utara, Kota Samarinda.

Pembelajaran Sains Fisika: Pengenalan Alat Ukur Dasar

Tujuan kegiatan sosialisasi pembelajaran sains fisika melalui eksperimen penggunaan alat ukur dasar sehingga dapat memberikan pemahaman penggunaan alat ukur serta meningkatkan minat belajar sains fisika bagi siswa SDN 022 Samarinda Utara, memfasilitasi bentuk pembelajaran sains yang tidak bisa diakses melalui jaringan internet. Pada kegiatan pengabdian ini menggunakan metode participatory action research dalam bentuk ceramah dan praktek melalui eksperimen tata cara penggunaan alat ukur.

Beberapa persiapan pengabdian yang dilalui diantaranya mulai dari pengajuan usulan kerjasama antara institusi dengan sekolah SDN 022 Samarinda Utara hingga pelaksanaan pengabdian yang dibagi dalam tiga tahapan. Tahapan pertama diawali dengan pembagian kusioner kepada selurh peserta. Kusioner ini berisi pertanyaan-pertanyaan seputar materi alat ukur dasar sains fisika serta pengalaman pernah atau belum menggunakannya.

Gambar 3: Foto kegiatan demonstrasi alat ukur dasar sains fisika

Berdasarkan hasil sosialisasi pembelajaran sains fisika di SDN 022 Samarinda Utara, penulis memperoleh kesimpulan bahwa sosialisasi pembelajaran sains fisika berhasil dilaksanakan, peserta berhasil memahami cara penggunaan alat melalui praktek pengukuran langsung terhadap objek yang diberikan, dan minat pembelajaran sains fisika menjadi meningkat.

Peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan dengan suka ria penuh semangat. Ke depannya kegiatan akan berlanjut dengan menjalin kerjasama antara sekolah dan jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Mulawarman sehingga SDN 022 Samarinda Utara akan menjadi sekolah binaan. Besar harapan mereka untuk dilakukan kegiatan ini secara berkelanjutan.

Pembelajaran Sains Fisika: Simulasi Mitigasi Bencana Banjir

Pendidikan kebencanaan yang dapat dilaksanakan di sekolah dasar adalah mitigasi bencana dengan memanfaatkan kearifan lokal setempat. Mitigasi didefinisikan sebagai : “Upaya yang ditujukan untuk mengurangi dampak dari bencana baik bencana alam, bencana ulah manusia maupun gabungan dari keduanya dalam suatu negara atau masyarakat (Permendagri No 33 Tahun 2006). Mitigasi yang diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah dasar adalah bagaimana siswa mengenal potensi bencana dan mencegah terjadinya bencana alam dengan menggunakan kearifan lokal setempat dimana siswa tersebut berada. (Suarmika P.E. dan Utama E.G., 2017)

Pada pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Mulawarman, pembelajaran mitigasi bencana menggunakan Model DAS 3 Dimensi. Lokasi pengabdian di SDN 022 Samarinda Utara, dengan khalayak sasaran guru dan murid sebanyak 25 orang dan guru 4 orang. Model DAS 3 Dimensi menggunakan protitipe Sub DAS Karang Mumus, yang dibuat secara mandiri dengan muatan tentang hujan, daerah tangkapan air, sempadan dan bantaran sungai, dan permukiman.

                                     Gambar 4: Model dan Prototipe DAS 3 Dimensi Sub DAS Karang Mumus

Kosep dan metode yang dipaparkan adalah terkait Daerah Aliran Sungai (DAS) dan model 3 Dimensi Sub DAS Karang Mumus. Penjelasan terkait sifat hujan, bagian-bagian sungai, rawa, bendungan, pasang surut, banjir, hinga resiko bencana disampaikan saat pengabdian masyarakat dilakukan di SDN 022 Samarinda Utara. Penjelasan dilakukan secara singkat dilanjutkan praktek yang dilakukan oleh siswa secara berkelompok dengan didampingi oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat Jurusan Fisika FMIPA Unmul. Siswa-siswi SDN 022 Samarinda Utara sangat antusias mengikuti praktek menggunakan Prototipe DAS 3D Sub DAS Karang Mumus.

Gambar 5: Praktik menggunakan Prototipe DAS 3 Dimensi Sub DAS Karang Mumus bersama Siswa-siswi dan Guru-guru SDN 022 Samarinda Utara dipandu oleh Tim Pengabdian kepada Masyarakat FMIP Unmul

Model 3 Dimensi / prototipe yang telah dibuat dapat digunakan untuk menjelaskan kondisi Sub DAS Karang Mumus, banjir dan risiko bencananya, namun terdapat keterbatasan yakni:
1. Ukuran prototype kurang besar.
2. Sistem pompa untuk memimik hujan kurang baik, mudah lepas dan tidak ada saklar on-off.
3. Waktu praktek terbatas, sehingga tidak seluruh individu dapat praktek mandiri.

Saran yang diberikan untuk praktek selanjutnya adalah menggunakan air tanah dalam percobaannya menggunakan prototipe DAS 3 Dimensi Sub DAS Karang Mumus. Hasil menunjukan bahwa bencana banjir merupakan pengalaman sebagian besar responden, pemahaman terkait DAS sangat kurang, model bisa diterima dan menarik dengan perbaikan: ukuran model masih terlalu kecil, menggunakan air tanah pada percobaan selanjutnya, waktu pelaksanaan simulasi diperpanjang dan sebaiknya didukung adanya animasi (komputer). Sedangkan tahap penyusunan laporan dan submit jurnal dilaksanakan secara daring di Fakultas MIPA Universitas Mulawarman.